04 September 2015

Kavling kecewa

Seseorang dilahirkan ke dunia sudah ditakdirkan memilih. Mau itu pilihan baik atau pilihan buruk sekali pun, seperti kita mengerjakan soal pilihan ganda.
Contoh yang sering kita temui di kehidupan sehari - hari adalah hal - hal kecil yang itu pun menjadi pilihan sulit, misal ketika waktu makan siang sudah tiba, kita dihadapkan pada pilihan mau makan apa? dimana? sama siapa? dan seterusnya dan seterusnya. Atau pilihan - pilihan besar, misal saat kita akan melanjutkan sekolah setelah lulus sekolah menengah atas, kita dipusingkan den gan berbagai pilihan tempat kuliah, yang masing - masing pilihan tempat kuliah mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dan masih banyak lagi contoh - contoh pilihan sesuatu di kehidupan kita.

Sadar atau tidak, setiap hal yang kita lakukan untuk memilih, pasti membawa seorang teman yang kita namakan konsekuensi atau bahasa kerennya "Sebab Akibat". Pernah sadarkah kita tidak semua apa yang menjadi pilihan membuat kita bahagia, sering kali kita dikecewakan oleh pilihan kita sendiri.
Kekecewaan yang dalam kadang membuat kita menjadi depresi, stress, rasa takut yang berlebihan, dan lain sebagainya. Sulit sekali jika hal itu sudah terjadi, mengembalikan semangat, kemauan untuk bangkit dan melupakan kekecewaan. Pertanyaannya KENAPA?

Mudah sekali menjawab pertanyaan itu, "TIDAK MENYIAPKAN KAVLING KECEWA".  Apa itu kavling kecewa, mungkin masih sedikit dari kita yang belum mengetahuinya, kavling kecewa adalah sebuah tempat di dalam diri kita yang menjadi tempat untuk menyimpan segala macam kekecewaan yang terjadi agar kita tidak depresi, stress, emosi, dan lain sebagainya. Kavling kecewa akan mmbuat kita lebih siap dalam menghadapi segala sesuatu.

Semoga setelah membaca tulisan ini kita menjadi punya sebuah tempat yang kita namakan KAVLING KECEWA....

Berhitung

Jika orang tua kita mengurus anaknya per hari dibayar dengan harga seribu rupiah, berapa hutang kita hingga saat ini ke orang tua?
Jika orang tua kita memerlukan bantuan atau kekurangan uang, berapa kalikah kita memberikan tanpa berpikir?